PROFIL KOTA BATU - D. Rona Kondisi Eksisting Yang Ada
a.
Demografi
Jumlah penduduk Kota Batu pada akhir
tahun 2015 adalah 214.969 jiwa. Dengan luas wilayah total 19.909 Ha atau 199,09
Km2, Kota Batu memiliki tingkat kepadatan sebesar 1.080 jiwa / km2
pada tahun 2015. Berikut rincian datanya :
Tabel. Jumlah dan
Kepadatan Penduduk Kota Batu Tahun 2015
No
|
Kecamatan
|
Luas Wilayah
(Km2)
|
Jumlah Penduduk
(Jiwa)
|
Kepadatan Penduduk
(Jiwa / Km2)
|
1
|
Kecamatan Batu
|
45,46
|
99.683
|
2.193
|
2
|
Kecamatan Junrejo
|
25,65
|
53.408
|
2.082
|
3
|
Kecamatan Bumiaji
|
127,98
|
61.878
|
483
|
Total
|
199,09
|
214.969
|
1.080
|
Sumber : BPS, 2016
Grafik. Jumlah Penduduk
Kota Batu Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2015
Sumber : BPS, 2016
b.
Ekonomi
Pada tahun 2015 kondisi perekonomian
Kota Batu masih menunjukkan kestabilan walaupun dipertengahan tahun terjadi
kenaikan BBM, hal ini ditandai dengan laju inflasi yang tidak terlalu tinggi. Sektor-sektor
ekonomi yang berkaitan langsung dengan kemakmuran masyarakat seperti pertanian
dan industri pengolahan menunjukkan kecenderungan pertumbuhan yang melambat
jika dibandingakan dengan sektor-sektor yang tidak berkaitan langsung dengan
masyarakat seperti sub sektor bank, sub sektor pemerintah dsb.
Perkembangan ekonomi Kota Batu secara
makro tergambar pada besaran PDRB Kota Batu yang mencapai 10.250,3 Milyar atas dasar
harga berlaku dan 9.145,95 Milyar atas dasar harga konstan. Pendukung utama
PDRB ADHB Kota Batu tahun 2015 adalah sektor perdagangan, hotel dan restauran,
sektor pertanian dan sektor jasa-jasa yang mencapai 5,6 milyar. Hal ini sejalan
dengan posisi Kota Batu sebagai kota agrowisata dan agropolitan.
Pertumbuhan ekonomi Kota Batu tahun
2015 yang mencapai 6,69 persen. Pertumbuhan ekonomi Kota batu digerakkan oleh
semua sektor paling tinggi pertumbuhannya sektor konstruksi yang mencapai 10,01
sedikit mengalami penurunan dibandingkan tahun 2014. Sedangkan pertumbuhan yang
paling kecil di alami sektor pertambangan dan penggalian yaitu sebesar 2,58
persen. Tingginya pertumbuhan ekonomi di Kota Batu akibat dari efek berganda
dicanangkannya Kota Batu sebagai Kota Wisata setelah Bali dan Yogyakarta
.
c.
Sosial
Semakin besar persentase penduduk yang menamatkan jenjang pendidikan tinggi, bisa dianggap semakin tinggi tingkat intelektualnya. Tingkat pendidikan di Kota Batu pada tahun 2015 adalah mayoritas tamatan SMA sederajat yaitu sebesar 26,38 %. Berikut rincian datanya:
Tabel. Persentase Penduduk Menurut Pendidikan Yang Ditamatkan Tahun 2015
d. Budaya
Semakin besar persentase penduduk yang menamatkan jenjang pendidikan tinggi, bisa dianggap semakin tinggi tingkat intelektualnya. Tingkat pendidikan di Kota Batu pada tahun 2015 adalah mayoritas tamatan SMA sederajat yaitu sebesar 26,38 %. Berikut rincian datanya:
Tabel. Persentase Penduduk Menurut Pendidikan Yang Ditamatkan Tahun 2015
Tingkat Pendidikan
|
Persentase Penduduk (persen)
|
Tidak belum pernah sekolah
|
0,00
|
Tidak belum tamat
SD
|
15,44
|
Tamat SD
|
24,78
|
Tamat SMP
|
23,36
|
Tamat SMA
|
26,38
|
Tamat Perguruan
Tinggi
|
10,04
|
Sumber : BPS Kota Batu, 2016
Sebanyak 199.276 jiwa penduduk di Kota
Batu adalah Muslim. Agama terbesar kedua adalah Agama Kristen dengan jumlah
penduduk sebanyak 7.463 jiwa, lalu terbesar ketiga adalah Agama Katolik dengan
jumlah penduduk sebanyak 3.068 jiwa. Agama
Budha dengan jumlah penduduk 670 jiwa dan Agama Hindu dengan jumlah penduduk
429 jiwa, dan sisanya adalah penganut kepercayaan lainnya.
Kota Batu biasa dikenal dengan
julukan Kota Apel, karena apel merupakan produk khas yang menjadi andalan
daerah yang atarannya berada di ketingggian tak kurang dari 600 m diatas
permukaan laut serta dikelilingi banyak gunung (Gunung Panderman, Gunung
Banyak, Gunung Welirang, dan Gunung Bokong) ini. Ciri khas Kota Batu yang paling utama
memanglah buah
apel, namun selain itu masih ada ciri khas lain dari Kota Batu ini yaitu Seni
Tradisional Bantengan. Seni Bantengan yang sudah ada sejak zaman Kerajaan
Singasari ini merupakan sebuah seni pertunjukan budaya
tradisi yang menggabungkan unsur
sendra tari, olah kanuragan, musik, dan syair/mantra yang sangat kental
dengan nuansa magis.
Obyek wisata Kota Batu itu sangatlah beragam, dari
sejarah, retail, pendidikan, hingga kawasan alam. Salah satu obyek wisata di
Kota Batu yang memiliki nilai sejarah adalah obyek wisata Songgoriti. Di objek
wisata Songgoriti ini terdapat Candi Songgoriti peninggalan Kerajaan Medang dan
arca Ganesha peninggalan Kerajaan Singasari serta tempat peristirahatan yang
dibangun sejak zaman Belanda.
e. Sarana
1.
Fasilitas Pendidikan
Berikut jenis dan jumlah fasilitas
pendidikan di Kota Batu pada tahun 2015.
Tabel. Jumlah dan Jenis Fasilitas
Pendidikan di Kota Batu Tahun 2015
No
|
Jenis Fasilitas Pendidikan
|
Jumlah
|
1
|
SD / MI
|
88
|
2
|
SMP / MTs
|
30
|
3
|
SMA / SMK
|
23
|
4
|
Perguruan Tinggi
|
6
|
Sumber
: Kota Batu Dalam Angka 2016
2.
Fasilitas Kesehatan
Berikut jenis dan jumlah fasilitas
kesehatan di Kota Batu pada tahun 2015.
Tabel. Jumlah dan Jenis Fasilitas
Kesehatan di Kota Batu Tahun 2015
No
|
Kecamatan
|
Jenis Fasilitas Kesehatan
|
||||||
Rumah
Sakit Khusus
|
Rumah
Sakit Umum
|
Puskesmas
|
Puskesmas
Pembantu
|
Polindes
|
Posyandu
|
Klinik
|
||
1
|
Batu
|
1
|
3
|
2
|
1
|
4
|
89
|
5
|
2
|
Junrejo
|
0
|
1
|
2
|
1
|
5
|
48
|
3
|
3
|
Bumiaji
|
0
|
0
|
1
|
4
|
4
|
52
|
0
|
Total
|
1
|
4
|
5
|
6
|
13
|
189
|
8
|
Sumber : Kota Batu Dalam
Angka 2016
3.
Fasilitas Peribadatan
Berikut merupakan jenis dan jumlah
fasilitas peribadatan yang ada di Kota Batu pada tahun 2015.
Tabel. Jumlah dan Jenis Fasilitas
Peribadatan di Kota Batu Tahun 2015
No
|
Jenis Tempat Ibadah
|
Jumlah
|
1
|
Masjid
|
149
|
2
|
Mushola
|
459
|
3
|
Gereja
|
30
|
4
|
Pura
|
4
|
5
|
Vihara
|
6
|
Sumber : Kota Batu Dalam Angka 2016
f.
Prasarana
Berdasarkan RPJMD Tahun 2012 – 2017,
sarana prasarana pendukung perkotaan telah tersebar secara merata di seluruh
Kota Batu. Sarana Prasarana tersebut antara lain berupa terminal, jalan, komponen
air bersih, persampahan, sanitasi dan air limbah, serta drainase.
Salah satu contohnya adalah terdapat
sebanyak 12 lokasi Tempat Pembuangan Sampah (TPS) dan satu Tempat Pembuangan Akhir
(TPA) di Kota Batu. Berdasarkan RTRW Kota Batu Tahun 2010 - 2030, akan
dilaksanakan pengembangan lokasi tempat pemrosesan akhir meliputi tempat
pemrosesan akhir Tlekung di Desa Tlekung Kecamatan Junrejo dan tempat
pemrosesan akhir Sebrang Bendo di Desa Giripurno Kecamatan Bumiaji dengan
teknologi pengkomposan sampah organik, teknologi daur ulang sampah non organik,
serta sanitary landfill.
Terima kasih BPS Batu, saya sedang melakukan penelitian di Brisbane, dan Sydney Australia sampai awal Desember, dan data-data ini sangat menolong saya. Maju terus Kota Wisata Batu, Kota Apel, Kota kebanggaan warganya.
BalasHapusSalam
Erni E.
Saya juga masih mahasiswa kak🙏🏻
Hapus